Kisah Kontraktor Sukses yang Alih Profesi Demi Burung Kesayangan – Selamat datang kembali di hobiburung.org, tempat kamu bisa mendaoatkan info akurat dan menarik seputar burung dan perawatannya. Di kesempatan ini mari kita menengok sejenak cerita tentang Trio Imam Santoso sang pecinta burung sejati.
Saya menyebut beliau pecinta burung sejati bukan tanpa alasan, karena beliau telah berkecimpung di dunia hobi burung ini sejak puluhan tahun yang lalu, dan masih tetap bertahan hingga sekarang.
Berawal Dari Hobi
Awal mula Trio Imam Santoso mengenal burung adalah tahun 1974, dan sejak tahun 1987 beliau mulai aktif dalam setiap event gantangan. Meskipun sebagai pemula, harus diakui bahwa keberuntungan belum lah memihak pada beliau. Tidak patah arang, Trio Imam Santoso terus mencoba sambil belajar dari pengalaman yang sudah-sudah.
Sempat berpikir realiatis, dan menjalani profesi sebagai kontraktor sukses selama kurang lebih 8 tahun, beliau akhirnya kembali ke habitatnya semula yaitu bermain burung. Dasar sudah cinta, kian lama Trio kian mantap dan enjoy menjalani hobinya tersebut.
Terlebih lagi pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang mengharuskannya berhenti jadi kontraktor. Sejak saat itulah Trio lebih serius lagi menggeluti dunia gantangan bahkan menggantungkan hidupnya pula pada setiap event yang diikuti.
Sering Menjuarai Lomba
Bukan tanpa pertimbangan juga, karena saat itu burung-burungnya pun sudah mulai menjuarai berbagai lomba. “Pas krismon saya sering lomba burung dan sering menang. Dulu kalau menang banyak pembelinya, kalau menang lomba banyak yang mau beli (burung saya) karena peminat burung lomba terus nambah” begitu tuturnya.
Berkat burung jagoannya yang lihai tersebut, Trio berhasil mengantongi Rp. 125 juta dari seorang pengusaha yang tertarik meminang sang burung. Tentu saja kesempatan emas tersebut tidak disia-siakan, bayangkan, awal mula beliau membeli burung hanya Rp 5 juta, namun berhasil menjualnya dengan harga yang tidak masuk akal.
Tidak mau berhenti di situ, Trio pun melebarkan sayapnya dengan membantu rekan-rekannya menjualkan burung yang sudah kerap menjuarai event. Berbekal pengalaman dan relasi yang luas, ada seekor burung yang laku hingga mencapai Rp 250 juta, dari harga tersebut, Trio mengantongi Rp 10 juta sebagi komisinya.
Itu hanya sebagian dari sumber penghasilan Trio, di rumahnya pun beliau juga berbisnis ternak burung murai baru. Tidak tanggung-tanggung, burung yang diternaknya bisa laku hingga 30 juta karena dirawat dan dilatih dengan baik.
“Alhamdulilah kebetulan hidup saya sejak krismon sampai saat ini bergantung dari burung”, tuturnya meyakinkan bahwa sumber penghasilannya hingga saat ini hanya dari berbisnis burung, meskipun itu cukup dilakukan di rumahnya karena memang belum memiliki kios.
Jadi, siapa bilang hobi burung tidak bisa mendatangkan uang? Tengoklah kisah Trio Imam Santoso yang rela meninggalkan pekerjaan mapan sebagai kontraktor demi menggeluti dan meraih kesuksesan di dalam hobinya.
Asalkan ditekuni dengan telaten dan mau belajar, kita pun bisa menjadi kaya dan mencukupi kebutuhan hidup dari hobi kita, salam kicau mania!