Pengeraman telur burung lovebird – Tidak semua telur burung lovebird yang dierami oleh indukannya bisa menetas dengan baik. Dari sekian banyak kasus telur yang tidak berhasil menetas, kebanyakan dialami oleh indukan yang masih muda atau baru pertama kali menjalani proses kawin.
Seperti yang pernah kami tuturkan pada artikel-artikel sebelumnya, bahwa tidak baik untuk memaksakan indukan lovebird yang belum matang secara seksual untuk dikawinkan. Selain berpotensi gagal menetaskan anakannya, sang indukan sendiri pun terancam mati.
Fakta Seputar Pengeraman Telur Burung Lovebird
Apa saja fakta seputar pengeraman telur pada semua lovebird yang wajib diketahui oleh para breeder? Berikut penjelasan lengkapnya.
Waktu normal pengeraman adalah 21 hingga 25 hari
Ada kalanya telur lovebird baru menetas setelah melewati masa 25 hari. Jika itu terjadi, maka tidak perlu khawatir atau berspekulasi terlalu panjang. Sebab hal tersebut wajar adanya mengingat telur terakhir bisa saja dihasilkan berselang 3 atau 4 hari dari keluarnya telur pertama.
Faktor-faktor penyebab telur burung lovebird tidak menetas
Terkadang kita akan menemukan jumlah telur burung lovebird yang lebih banyak dari biasanya. Tapi jangan senang dulu, karena justeru jika jumlah telur yang dierami oleh indukan lebih dari 8 butir, maka ada kecenderungan telur-tekur tersebut tidak akan menetas.
Inilah faktor-aktor penyebab telur lovebird gagal menetas:
- Indukan merasa terganggu dengan kehadiran manusia atau pun faktor di luar lainnya
- Kedua indukan ternyata berjenis kelamin betina atau lesbi, sehingga jumlah telur yang keluar banyak tapi tidak ada yang menetas
- Pejantan kemungkinan tidak produktif atau mandul sehingga telur-telur tersebut tidak dibuahi
- Faktor-faktor lainnya yang masih diselidiki dan perlu diamati lebih lanjut
Sang betina lebih dominan saat proses pengeraman
Saat proses kawin berlangsung, maka pasangan lovebird akan mulai membangun sarangnya. Dalam hal inilah betina akan menunjukkan dominasinya, ia akan merancang dan lebih sering membuat sarang dibanding dengan pejantan.
Begitu pula saat pengeraman berlangsung, lovebird betina akan selalu berada di dalam glodok untuk mengerami telur-telurnya. Sementara itu, pejantan akan siaga di depan glodok demi menjaga betinanya dan telur-telur mereka, sesekali saja pejantan masuk ke dalam glodok yaitu saat akan menyuapi sang betina.
Naluri melindungi pasangannya itulah yang ditunjukkan lovebird jantan saat ia setia menajga di depan pintu glodok.
Stok makanan harus selalu tersedia
Makanan yang baik diberikan pada lovebird saat mengerami dan membesarkan anaknya dapat berupa biji-bijian, jagung muda yang diberikan di pagi hari saja, serta kangkung. Sediakan makanan tersebut dalam jumlah yang cukup dan jangan pernah terlambat.
Peternak tidak perlu terlalu sering melihat ke dalam glodok
Mulai dari proses perjodohan, kawin, bertelur, hingga mengerami telurnya, pasangan lovebird membutuhkan suasana yang tenang tanpa gangguan dari manusia. Oleh sebab itu, sang peternak pun sebaiknya tidak mengganggu dengan berulang kali mendatangi glodok. Pengamatan cukup dilakukan sesekali saja atau dari jauh agar lovebird merasa nyaman selama proses reproduksi berlangsung.
Anakan yang menetas terakhir biasanya memiliki tubuh kecil
Jika Anda menemukan kasus seperti ini, maka sebaiknya Anda memberi perhatian lebih terhadap anakan terkecil itu, karena dikawatirkan akan mudah terinjak oleh saudaranya yang lebih besar atau tidak disuapi oleh indukannya.
Kesimpulan
Banyak sekali fakta seputar pengeraman telur lovebird yang perlu diketahui oleh peternak, khususnya yang masih pemula. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan pengalaman, maka lambat laun peternak akan mulai memahami tahapan kawin lovebird hingga masa penetasan telurnya.