Kunci Utama Mengawinkan / Ternak Murai Batu – Belajar cara menangkar burung murai memang susah-susah gampang, beruntung kini banyak artikel yang membahas tentang hal ini. Salah satunya adalah yang sedang sobat sekalian buka pada saat ini. Yup, kali ini kita akan membahas kunci utama mengawinkan burung murai batu. Silahkan disimak dengan baik agar tidak ada poin penting yang terlewatkan.
Harus ulet dan sabar
Belajar menangkar burung murai batu secara otodidak memang dibutuhkan keuletan serta kesabaran ekstra. Terlebih lagi dalam memahami karakter burung murai batu itu sendiri.
Menurut pakar breeder yang memulai bisnis ini dari sejak menjadi pemain, karakter murai batu lapangan jauh berbeda dengan burung rumahan. Hal ini nampak pada saat burung akan dijodohkan.
Proses penjodohan burung yang sudah terbiasa naik gantangan jauh lebih sulit karena faktor agresifitas dari sang burung itu sendiri. Sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan hasil.
Bagaiman jika gagal? Kegagalan janganlah dijadikan acuan yang membuat kita menjadi mutung lalu meninggalkan proyek ini.
Sebaliknya, melalui kegagalan tersebut kita dapat belajar hal baru sehingga tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama. Tidak perlu malu atau sungkan pula untuk bertanya pada breeder yang lebih senior mengenai tips mengawinkan burung Murai.
Rahasia Sukses dalam Mengawinkan Murai Batu
Bisa dikatakan 80% keberhasilan datang dari sang betina, Indukan betina ternyata memiliki peran besar dalam keberhasilan penangkaran ini. Tidak hanya berhenti di perjodohan saja, Tetapi tanggung jawab dari sang betina berlanjut hingga saat produksi (bertelur) dan pasca produksi (mengerami serta mengasuh anaknya).
Baca juga : Poin penting Perawatan Murai Batu hutan dan Hasil Penangkaran
Oleh sebab itulah, ada baiknya untuk memilih indukan betina yang memenuhi kualifikasi tertentu agar proses penangkaran murai batu bisa sukses.
Kualifikasi tersebut meliputi usia dari sang betina, serta kematangan birahinya.
Usia ideal bagi murai betina yang hendak dijodohkan adalah 8 bulan atau lebih, yang tidak kalah penting adalah sang betina tersebut haruslah lenjeh atau siap untuk dikawinkan.
Sementara untuk pasangan pejantannya, yang terbaik tentu saja yang berasal dari trah jawara, atau minimal yang sudah gacor.
Tujuannya tentu agar anakan yang dihasilkan nantinya punya kualitas setara bahkan melebihi sang indukan.
Tahapan Perjodohan Burung Murai Batu
Tahapan perjodohan burung murai bisa dimulai dengan langkah-langkah berikut ini:
Tempatkan indukan jantan dan betina yang sudah ditentukan pada sangkar yang berbeda. Keduanya bisa direndeng setiap hari (siang-malam).
Masukkan terlebih dahulu murai betina ke dalam kandang ternak, baru setelah itu menyusul murai jantan. Namun posisi sang pejantan tetap di dalam sangkarnya.
Tunggu sampai murai betina mau menyusun sangkarnya, itulah tanda bahwa ia sudah siap kawin. Setelah itu, sang pejantan bisa dilepas dari sangkarnya.
Biasanya, kedua burung tersebut akan langsung kawin, karena jika sang betina sudah birahi, sang jantan pun pasti mau mengawini.
Usia puncak produktif burung murai batu adalah satu tahun ke atas untuk sang betina, dan tiga tahun keatas untuk sang pejantan.
Selain beberapa hal di atas ada beberapa Faktor pendukung penangkaran murai batu yang tidak boleh dilupakan, seperti ukuran kandang, pemberian pakan sampai bagaimana cara anda memngambil anakan murai batu yang sudah menetas.
Kandang Yang cocok
Ukuran kandang bisa sangat relatif, artinya bisa menyesuaiakan dengan luas lahan yang ada. Kebanyakan para pembudidaya menangkarkan murai di kandang yang berukuran 1 X 2 Meter, tapi ada juga penangkar murai batu yang menggunakan kandang dengan ukuran yang lebih kecil.
Download juga : Gratis Download Suara Burung Murai Batu Pilihan Di Sini
Anda dapat memasukkan beragam bentuk sarang ke dalam kandang tersebut, misalnya bentuk kotak dari triplek, atau juga potongan bambu yang dilubangi. Nantinya sang indukan menentukan sendiri bentuk yang disukaianya agar ia pun merasa nyaman saat proses produksi.
Makanan Murai Batu
Berikan pakan berupa jangkrik dan ulat hongkong yang ditempatkan dalam bak plastik di kandangnya. Jangan membatasi jumlah pakan, justeru berikan dalam jumlah yang banyak agar indukan dapat berproduksi secara maksimal.
Cara panen
Anakan murai yang berhasil menetas akan diasuh oleh sang induk hingga usia 7 hari, selepas itu, anakan bisa dipanen dan dimasukkan dalam box incubator.
Setelah usia anakan mencapai 1,5 bulan, anakan tersebut sudah bisa dipinang atau dipasarkan.
Kesimpulan
Kunci utama mengawinkan burung murai batu memang terletak pada sang indukan betinanya. Semakin matang usia produktifnya, maka tingkat keberhasilan penangkaran akan semakin tinggi.
Disamping itu, perlu adanya kesabaran serta keuletan dalam menjalankan bisnis ini, utamanya jika kita memulai bisnis secara otodidak. Namun tidak ada yang mustahil jika kita pantang menyerah dan mau belajar dari kesalahan.
Semoga artikel ini bisa membantu sobat-sobat semua yang hendak terjun ke dunia penangkaran burung murai batu.
Jangan lupa sampaikan kritik serta sarannya, terima kasih.
Link Terkait
Murai Karanganyar Ring SKNBF | Murai Ring SKNBF | Murai Karanganyar |