Ini dia desa Sibangkaja yang disebut-sebut sebagai kampung jalak bali – Burung Jalak Bali sempat dinyatakan sebagai burung yang nyaris punah karena jumlah populasinya yang kian menurun. Diketahui pada tahun 1912 masih ada sekitar 900 ekor burung jalak bali yang hidup di alam bebas.
Namun seiring dengan maraknya perburuan liar, jumlah tersebut merosot drastis menjadi 50 ekor saja, kemuan menjadi 13 ekor yang bertahan di habitatnya. Keadaan ini cukup meresahkan, karena jika tidak segera diambil tindakan, maka burung eksotis tersebut akan punah begitu saja.
Kampung Jalak Bali
Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka dibentuklah konservasi burung jalak bali di desa Sibangkaja, Kabupaten Badung, Bali. Program ini didukung oleh CSR Pertamina di Depot Pengisian Pesawat Udara Ngurah Rai, dan telah berhasil meningkatkan jumlah populasi jalak bali hingga 150%.
Hal ini tentu saja merupakan kabar gembira, mengingat di awal mula konservasi, desa Sibangkaja hanya memiliki 18 ekor Jalak Bali, dan kini burung tersebut telah berkembang biak menjadi 45 ekor. Dan diharapkan akan terus mengalami peningkatan.
Program konservasi Jalak Bali ini dimulai sejak tahun 2015 melalui beragam cara, diantaranya: pelatihan, pembentukan kelompok, upskiling, pembangunan, serta beragam inovasi lainnya yang ditempuh guna melestarikan kembali Jalak Bali.
Yang unik dari desa Sibangkaja adalah, setiap rumah turut memelihara satu pasang burung Jalak Bali sebagai bentuk tindakan nyata akan kepedulian masyarakat setempat terhadap burung berwarna putih ini.
Sementara itu Pertamina mengambil bagian dengan membangun fasilitas pendukung berupa kandang volier serta pemberian inkubator telur guna menjaga kualitas telur Jalak Bali dan semakin meningkatkan harapan kelahiran anakan baru.
Baca Juga : Seputar Burung Pleci Lengkap, Jenis, Makanan dan Harganya
Untuk inovasi di bidang pakannya, Pertamina memberi sumbangsih berupa pelet dari cangkang kepiting, madu, dedak jagung, dedak padi, sentrat, dan juga vitamin sebagai penunjang kesehatan dari burung Jalak Bali.
Cangkang kepiting yang dipakai tersebut juga berasal dari perkampungan yang letaknya berdekatan dengan desa Sibangkaja, manfaat dari cangkang kepiting ini adalah sebagai sember kalsium yang amat dibutuhkan selama proses pertumbuhan Jalak Bali.
Hingga kini desa Sibangkaja terbuka untuk umum dan mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar daerah, serta para pelajar yang antusias ingin belajar mengenai proses konservasi Jalak Bali. Diharapkan dengan adanya kepedulian dari masyarakat, burung Jalak Bali ini dapat lestari kembali seperti sedia kala.
Kesimpulan
Program konservasi Jalak Bali dan beberapa satwa lainnya yang terancam punah bisa saja berhasil apabila ada campur tangan dari masyarakat yang peduli akan keberadaan satwa cantik ini. Peran serta yang berkesinambungan diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan populasi jalak Bali.
Baca Juga : Jenis Burung yang Bisa Saja Punah di Abad Ini
Jangan sampai anak cucu kita melihat Jalak Bali hanya dari gambar-gambar di buku pelajaran atau di internet sebagai satwa yang sudah dinyatakan punah.